Luka-luka bermunajat | Puisi
Bary Barasila
Aku pernah menikmati luka dari pecahan kaca
Luka itu menganga dan tertawa
Yang dari nya mengucurlah darah cinta yang pernah bersenggama dengan rasa
Aku pernah meresapi luka tertancap mata anak panah
Luka itu bernanah penuh caci Dan serapah
Yang oleh nya tergugurlah helaian dosa
Dalam kecamuk noda yang Tak sempat parah
Aku pernah menciumi luka dari tusukan duri-duri yang menipu
Articles For You
- Doa untukmu sahabat | Puisi
- Mencintai dalam diam | Puisi
- Antara hujan dan kenangan | Puisi
- Wanita Misterius | Puisi
- Datangnya cinta || Puisi
- Raja tanpa mahkota | Puisi
- Imanku tak seamin denganmu | Puisi
- Ambisi Tikus Berdasi | Puisi
- Cerita lalu | Puisi
- Hujan | Puisi
- Perihal hati | Puisi
- Keajaiban Doamu | Puisi
- Kau Lupa | Puisi
- Mendung di sepagi ini | Puisi
- Aku memiliki tekad | Puisi
- Pesona yang menghilang | Puisi
- Debu di ujung kaki | Puisi
- Hanya seorang Pemimpi bukan Pemimpin | Puisi
- Antara aku dan Pena | Puisi
- Serat rasa | Perahu Kertas | Puisi
- Menjaga rindu | Puisi
Bak jarum pilu luka mengumbar ceracau ngilu
Yang karenanya puspa do'a bertabur disepanjang waktu
Menderas pujian dan menebalkan gemulung syukurku
Aku pernah menjilati luka sayat dari ceceran ayat-ayat
Luka itu memerih Dalam jiwa yang berkhidmat
Yang darinya kudapatkan sekeping sisa Rahmat
Pada ujung waktu semua luka-luka itu Bermunajat